AESENNEWS.COM - Dimuka dunia Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya raya, bukan hanya kaya akan sumber daya alam melainkan juga kaya akan ragam budaya, ragam agama, ragam adat istiadat bahkan ragam bahasa yang dipakai oleh setiap suku yang ada diindonesia, indonesia sendiri memiliki 17500 lebih pulau, 1340 suku dan lebih dari 1000 bahasa yang digunakan mulai dari sabang sampai merauke. Maka dari banyaknya ragam budaya, agama, bahasa dan adat istiadat maka indonesia harus mampu mempersatukan dengan satu kesatuan yakni dengan empat pilar bangsa indonesia yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika. Berbicara empat pilar bangsa kita fokuskan pada Bhineka Tunggal Ika yang mana Bhineka Tunggal Ika sendiri merupakan sebuah gabungan kata dari Bhineka yang memiliki arti “beragam atau berbeda-beda”, Tunggal memiiki arti “satu atau kesatuan”, sedangkan Ika memiliki arti “itu atau bersatu”, secara harfiahnya Bhineka Tunggal Ika adalah berbeda-beda namun bersatu yakni bangsa indonesia.
Akibat
banyaknya perbedaan dari setiap individu warga negara indonesia baik secara
agama maupun yang lainnya, maka pastilah terjadi permasalahan-permasalahan yang
muncul karena beberapa faktor diantaranya; tidak saling menghargai satu sama
lain, saling merendahkan, saling meyakini keyakinan dia-lah yang paling benar
dan yang lainnya salah, suku A lah yang paling berkuasa dan lain sebagainya.
Permasalahan-permasalahan
muncul karena perbedaan itu adalah hal yang wajar namun bagaimana jika karena
perbedaan tersebut justru malah muncul rasa Intoleranisme terhadap sebuah
kelompok atau agama lain misalnya?. Namun sebelum masuk kepada pembahasan
intoleran kita harus memahami dahulu apa itu pengertian toleransi?. Toleransi
adalah sebuah tindakan atau sikap yang saling menghargai satu sama lain baik
itu perbedaan agama, ras, kepercayaan, budaya, bahasa dan lain sebagainya.
Pemahaman
dan pembelajaran Integrasi Nasional sangatlah penting bagi seorang mahasiswa
karena didalam materinya banyak membahas hal-hal yang mempesatukan bukan
memecah belah bangsa, misalnya kita pahami saja pengertian dari Integrasi terebut,
Integrasi nasional adalah sebuah proses dimana mempersatupadukan setiap elemen
masyarakat dari berbagai latar belakang yang berbeda diantaranya; berbeda
politik, berbeda agama, berbeda budaya, berbeda suku dan lain sebagainya dan
didorong masuk kedalam sebuah wadah atau teritori yang mana memiliki satu
tujuan yang sama yakni untuk Bhineka Tunggal Ika tadi, berbeda tapi satu
kesatuan.
Integrasi
Sosial dan Toleransi merupakan satu kesatuan yang tujuannya sama yakni menciptakan
kehidupan yang Pluralisme. Apa itu pluralisme? Prulalisme adalah sebuah sikap
atau pemahaman yang menghargai sebuah perbedaan ditengah-tengah masyarakat,
dimana perbedaan tersebut dapat diterima oleh masyarakat luas walaupun berbeda
golongan baik suku, agama, adat istiadat, bahasa, budaya dan lain sebagainya.
Jika
merujuk kepada pertanyaan Tutor diatas yakni “Menurut pendapat Anda, mengapa
perilaku intoleransi ini bisa terjadi? Lalu, apa gagasan yang bisa Anda
sumbangkan untuk mengatasi persoalan intoleransi ini?
1. Mengapa prilaku
intoleran ini bisa terjadi?
Prilaku intoleran yang terjadi
diindonesia terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhinya diantaranya:
a.
Kurangnya pendidikan Pluralisme.
Seperti yang disinggung pada
pemaparan diatas bahwa pluralisme adalah sikap atau tindakan yang mampu
menghargai setiap perbedaan. Kebanyakan masyarakat indonesia kurang akan
pemahaman ini dan malahan memiliki keinginan untuk mendirikan bangsa sendiri
seperti beberapa wilayah diindonesia misalnya aceh, Aceh lebih menginginkan mendirikan negara
islam dan tidak mau menghadirkan agama lain selain agama islam.
b.
Kurangnya pendidikan toleransi.
Pemahaman toleransi harusnya dapat
ditanamkan didalam kehidupans setiap masyarakat indonesia sejak dini agar pemahaman
toleransi ini dapat terus dibudayakan dan dipakai untuk anak cucu kita
dikemudian hari, jika rasa toleransi sudah tidak ada maka peperangan akan
segera terjadi, lain tidak lain perang sebuah agama. Kita tentunya tidak
menginginkan hal ini terjadi namun apalah daya tangan tak sampai untuk menggenggam
tujuan tersebut jika rasa toleransi sudah tidak ada. Toleransi tidak terlepas
dari perbedaan agama yang ada diindonesia.
c.
Kurangnya pemahaman Bhineka Tunggal
Ika.
Pemahaman Bhineka Tunggal Ika diusung
agar menjadi sebuah dasar dalam pemikiran untuk mempersatukan setiap perbedaan
yang ada diindonesia. Faktor kurangnya pemahaman ini bisa menyebabkan setiap
individu merasa kelompok merekalah yang paling dominan, kuat dan berkuasa.
Padalah indonesia adalah milik bersama, milik kita semua bangsa indonesia.
d.
Tidak memiliki sikap saling
menghargai dan menghormati.
Nilai-nilai Pluralisme, Bhineka
Tunggal Ika, dan Toleransi didasari dari sikap hati yang mau menghargai atau
menghormati perbedaan yang ada, jika didalam hati setiap individu atau kelompok
masyarakat tidak adanya sikap hati yang menghargai dan menghormati perbedaan
maka mustahil-lah tercipta sikap yang Pluralisme, Toleransi dan Faham akan
Bhineka Tunggal ika, justru malahan permusuhanlah yang akan terjadi entah antar
kelompok, antar individu atu yang lainnya.
e.
Karena doktrin sebuah agama atau
mabok agama.
Doktrin ajaran agama adalah hal yang
paling dominan munculnya rasa intoleran terhadap agama lain, mengapa saya
katakan demikian? Indonesia memiliki 6 Agama yang berbeda, sedangkan agama yang
paling banyak penganutnya adalah Islam, dari doktrin-doktrin yang diajarkan
agama dominan ini terkadang digunakan sebagai alat politik oleh masyarakat
untuk menciptakan intoleran terhadap agama lain, walaupun memang tidak semua
individu melakukan hal yang sama, namun kenyataan tidak bisa dipungkiri akibat
dari Doktrin Agama yang radikal akan menciptakan hal demikian contohnya;
pembakaran dan penutupan gereja di aceh
terjadi lebih dari 10 kali dalam 10 tahun terakhir, penutupan Gereja di bandung
pada 2022 kemarin, penutupan ibadah di lampung pada 2023 kemarin, penutupan
ibadah gereja di purwakarta oleh Bupati Purwakarta dengan alasan tidak ada
ijin, pemberhentian pembangunan Vihara di sukabumi oleh pemda sukabumi dengan
alasan tidak ada ijin renovasi dari warga dan masih banyak lagi hal
diksriminasi yang terjadi terhadap kelompok agama lain. Maka dari itu Doktrin
agama atau mabok agama menjadi faktor yang paling dominan terjadinya kasus
intoleran diindonesia ini. Dari kasus diatas memang masih banyak individu masyarakat
yang masih toleransi namun banyak juga yang sikapnya intoleran terhadap agama
lain.
Kebanyakan masyarakat indonesia masih
memandang agama sebagai sebuah tolok ukur yang paling penting dalam menjalani
kehidupan didunia ini sehingga tidak memandang sebuah perbedaan-perbedaan yang
dilakukan oleh kelompok masyarakat lain, sehingga agama-lah yang menjadi pemicu
terjadinya permasalahan-permasalahan yang disatukan oleh Bangsa Indonesia
melalui Bhineka Tunggal Ika.
Contoh kasus yang saat ini ramai
diperbincangkan karena sikap Intoleran yang dilakukan oleh sekelompok atau individu
seseorang terhadap agama lain.
a)
Perusakan Lebel bantuan logistik di Cianjur dari sebuah
Gereja ternama di bandung.
Viral di media sosial Facebook dan
Instagram sebuah video yang memperliahatkan sekelompok warga mencopot label
bantuan pada sebauh tenda pengungsian di Cianjur, dilansir dari detiknews.com
pencopotan label bantuan gereja dicianjur tersebut dilakukan oleh ormas yakni
ormas garis (Gerakan Revormis Islam) pada 22 November tahun 2022 lalu, akibat viralnya aksi intoleran tersebut
akhirnya masyarakat indonesia khususnya Agama kristen mengecam keras tindakan
tersebut dan meminta agar pemerintah dan aparat penegak hukum agar segera
menyelsaikan perkara ini dan diberikan hukuman agar tidak terjadi lagi
dikemudian hari, seperti yang sudah ditebak bahwa penyelsaian kejadian tersebut
hanya sebatas permintamaafan dan pernyataan diatas materai dan selesai. Seharusnya
tidandakan tersebut ditindak secara keras agar tidak dilakukan lagi aksi
intoleran oleh ormas-ormas agama yang radikal.
b)
Penutupan Gereja HKBP dibandung pada 2022 silam.
Rabu(23/3/22)
sekolompok masyarakat memasang spanduk yang bertuliskan "menolak penyelenggaraan
ibadah di ruko Maris Square Kav. 39-41 di Majalaya Jl. R.E Martadinata bandung". "Hentikan
rencana kebaktian ilegal HKBP di Ruko Maris Square! Atau kami akan
bertindak" tulis salah satu spanduk yang terpasang di depan ruko milik
HKBP Betania Rancaekek. "Dari tulisan spanduk tersebut seolah-olah
jika Gereja HKBP masih melakukan peribadahan di Ruko tersebut maka akan ada
sesuatu yang terjadi, lantaran tulisan di spanduk tersebut bertuliskan
berupa Ancaman yang bertujuan untuk diskriminasi".
Aksi intoleran
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatanamakan warga menolak
peribadahan Gereja HKBP di Ruko tersebut lantaran tidak ada ijin, padahal ijin
pendirian gereja tersebut diurus namun tidk pernah keluar ijinnya. Harusnya pemerintah
memberikan solusi terbaik agar tidak terjadi lagi hal seperti ini.
Sumber : https://www.aesennews.com/2022/03/penyegelan-gereja-dan-pelarangan.html
Dasar hukum terkait
kebebasan beragama tertuang didalam UU 1945 Pasal 28E Ayat 1 dan 2 “Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya serta berhak kembali. Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakn pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya. Dan pasal 29E ayat 2 Bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap warga
negara indonesia untuk memeluk agamanya masing-masing serta untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya. Namun kebanyakan warga negara indonesia
tidak memehami akan pasal-pasal ini justru malah mendiskriminasi agama orang
lain.
2.
Apa gagasan yang bisa Anda sumbangkan
untuk mengatasi persoalan intoleransi ini?
Untuk mengatasi persoalan intoleransi yang saat
ini terjadi diindonesia yaknu diperlukannya sebuah pendidikan yang mampu
mengajarkan tentang kesadaran nilai-nilai dari Pluralisme dan Toleransi kepada
semua sektor pendidikan yang mana didalamnya dilibatkan melalui pendidikan
karakter, pendidikan umum, pendidikan agama ataupun pendidikan pelatihan
kepegawaian pemerintah. Selain itu diperlukan juga partisipasi yang aktif dari
masyarakat dalam mempromosikan sebuah jalan perdamaian dan toleransi misalnya
kegiatan sosial bersama, dialog antar pemuka agama, pertukaran pelajar keagamaan,
kerjasama dalam bidang pemahaman ilmu agama, hal tersebut saya rasa akan
mengurangi atau meminimalisir bentuk intoleran yang terjadi karena mampu
meningkatkan pemahaman-pemahaman terkait perbedaan yang ada diindonesia
terkhususnya sebuah agama.
Secara menyeluruh upaya untuk mengatasi sebuah
sikap yang intoleran yakni membutuhkan sebuah kolaborasi dan partisipasi aktif
dari berbagai sektor baik pemerintahan, swasta, masyarakat, organisasi, media
masa dan lain sebagainya untuk membangun sikap toleransi antar umat beragama, hal
ini tidak dapat dikerjakan oleh seorang diri namun harus dikerjakan oleh setiap
kita dengan menjadi pelopor sikap toleransi.
Sikap yang harus diambil setiap individu agar
menciptakan toleransi dan meminimalisir sikap intoleran maka perlu mencegahnya
dengan beberapa hal di bawah ini diantaranya:
a. A. Kesadaran
bersama untuk hidup dalam satu wadah yakni Indonesia.
b. B. Memahami perbedaan
bukan sebuah permasalahan tetapi sebagai bentuk keunikan.
c. C. Memiliki sikap
untuk tidak memaksakan kehendak diri sendiri,
d. D. Berlaku adil
terhadap orang lain dan jangan membeda-bedakan.
e. E. Pupuk diri
sendiri dengan rasa ingin bersatu.
f. F. Menanaman cinta
kasih terhadap seksama tanpa memandang perbedaan.
g. G. Memahami nilai-nilai
pluralimse, toleransi, dan Bhineka Tunggal Ika.
Rangkuman:
Mayor
dan Minor dalam sebuah musik merupakan satu kesatuan yang memiliki tangga nada
yang berbeda namun karena perbedaan tersebut akhirnya menghasilkan sebuah seni
yang mampu dinikmati oleh setiap individu yang mendengarnya. Begitupun dengan
sebuah perbedaan baik agama, adat istiadat, budaya dan lain sebagainya, jangan
jadikan sebuah perbedaan adalah sebagai hambatan atau sebuah masalah tapi
jadikanlah sebuah perbedaan sebagai nilai luhur yang perlu di kembangkan
sebagai dasar pembentukan negara indonesia melalui Bhineka Tunggal Ika yakni “Berbeda-beda
tapi bersatu”.
Referensi :
1. MKDU4111. Modul 4. Hal. 4.1, 4.2, 4.6, 4.7.
2. https://news.detik.com/berita/d-6428930/duduk-perkara-label-gereja-di-tenda-bantuan-cianjur-dicopot
4. https://www.aesennews.com/2022/03/penyegelan-gereja-dan-pelarangan.html
5. https://pengajar.co.id/toleransi-adalah/
6. https://www.gramedia.com/literasi/pluralisme/