-->

iklan tengah artikel

no-style

Menurut pendapat Anda, mengapa perilaku intoleransi ini bisa terjadi? Lalu, apa gagasan yang bisa Anda sumbangkan untuk mengatasi persoalan intoleransi ini?

AESENNEWS.COM
Thursday, May 4, 2023, 8:34:00 PM WIB Last Updated 2023-06-13T04:57:26Z

AESENNEWS.COM - Dimuka dunia Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya raya, bukan hanya kaya akan sumber daya alam melainkan juga kaya akan ragam budaya, ragam agama, ragam adat istiadat bahkan ragam bahasa yang dipakai oleh setiap suku yang ada diindonesia, indonesia sendiri memiliki 17500 lebih pulau, 1340 suku dan lebih dari 1000 bahasa yang digunakan mulai dari sabang sampai merauke. Maka dari banyaknya ragam budaya, agama, bahasa dan adat istiadat maka indonesia harus mampu mempersatukan dengan satu kesatuan yakni dengan empat pilar bangsa indonesia yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika. Berbicara empat pilar bangsa kita fokuskan pada Bhineka Tunggal Ika yang mana Bhineka Tunggal Ika sendiri merupakan sebuah gabungan kata dari Bhineka yang memiliki arti “beragam atau berbeda-beda”, Tunggal memiiki arti “satu atau kesatuan”, sedangkan Ika memiliki arti “itu atau bersatu”, secara harfiahnya Bhineka Tunggal Ika adalah berbeda-beda namun bersatu yakni bangsa indonesia.

Akibat banyaknya perbedaan dari setiap individu warga negara indonesia baik secara agama maupun yang lainnya, maka pastilah terjadi permasalahan-permasalahan yang muncul karena beberapa faktor diantaranya; tidak saling menghargai satu sama lain, saling merendahkan, saling meyakini keyakinan dia-lah yang paling benar dan yang lainnya salah, suku A lah yang paling berkuasa dan lain sebagainya.

Permasalahan-permasalahan muncul karena perbedaan itu adalah hal yang wajar namun bagaimana jika karena perbedaan tersebut justru malah muncul rasa Intoleranisme terhadap sebuah kelompok atau agama lain misalnya?. Namun sebelum masuk kepada pembahasan intoleran kita harus memahami dahulu apa itu pengertian toleransi?. Toleransi adalah sebuah tindakan atau sikap yang saling menghargai satu sama lain baik itu perbedaan agama, ras, kepercayaan, budaya, bahasa dan lain sebagainya.

Pemahaman dan pembelajaran Integrasi Nasional sangatlah penting bagi seorang mahasiswa karena didalam materinya banyak membahas hal-hal yang mempesatukan bukan memecah belah bangsa, misalnya kita pahami saja pengertian dari Integrasi terebut, Integrasi nasional adalah sebuah proses dimana mempersatupadukan setiap elemen masyarakat dari berbagai latar belakang yang berbeda diantaranya; berbeda politik, berbeda agama, berbeda budaya, berbeda suku dan lain sebagainya dan didorong masuk kedalam sebuah wadah atau teritori yang mana memiliki satu tujuan yang sama yakni untuk Bhineka Tunggal Ika tadi, berbeda tapi satu kesatuan.

Integrasi Sosial dan Toleransi merupakan satu kesatuan yang tujuannya sama yakni menciptakan kehidupan yang Pluralisme. Apa itu pluralisme? Prulalisme adalah sebuah sikap atau pemahaman yang menghargai sebuah perbedaan ditengah-tengah masyarakat, dimana perbedaan tersebut dapat diterima oleh masyarakat luas walaupun berbeda golongan baik suku, agama, adat istiadat, bahasa, budaya dan lain sebagainya.

 

Jika merujuk kepada pertanyaan Tutor diatas yakni “Menurut pendapat Anda, mengapa perilaku intoleransi ini bisa terjadi? Lalu, apa gagasan yang bisa Anda sumbangkan untuk mengatasi persoalan intoleransi ini?

1.     Mengapa prilaku intoleran ini bisa terjadi?

Prilaku intoleran yang terjadi diindonesia terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhinya diantaranya:

a.     Kurangnya pendidikan Pluralisme.

Seperti yang disinggung pada pemaparan diatas bahwa pluralisme adalah sikap atau tindakan yang mampu menghargai setiap perbedaan. Kebanyakan masyarakat indonesia kurang akan pemahaman ini dan malahan memiliki keinginan untuk mendirikan bangsa sendiri seperti beberapa wilayah diindonesia misalnya aceh,  Aceh lebih menginginkan mendirikan negara islam dan tidak mau menghadirkan agama lain selain agama islam.

b.     Kurangnya pendidikan toleransi.

Pemahaman toleransi harusnya dapat ditanamkan didalam kehidupans setiap masyarakat indonesia sejak dini agar pemahaman toleransi ini dapat terus dibudayakan dan dipakai untuk anak cucu kita dikemudian hari, jika rasa toleransi sudah tidak ada maka peperangan akan segera terjadi, lain tidak lain perang sebuah agama. Kita tentunya tidak menginginkan hal ini terjadi namun apalah daya tangan tak sampai untuk menggenggam tujuan tersebut jika rasa toleransi sudah tidak ada. Toleransi tidak terlepas dari perbedaan agama yang ada diindonesia.

c.      Kurangnya pemahaman Bhineka Tunggal Ika.

Pemahaman Bhineka Tunggal Ika diusung agar menjadi sebuah dasar dalam pemikiran untuk mempersatukan setiap perbedaan yang ada diindonesia. Faktor kurangnya pemahaman ini bisa menyebabkan setiap individu merasa kelompok merekalah yang paling dominan, kuat dan berkuasa. Padalah indonesia adalah milik bersama, milik kita semua bangsa indonesia.

d.     Tidak memiliki sikap saling menghargai dan menghormati.

Nilai-nilai Pluralisme, Bhineka Tunggal Ika, dan Toleransi didasari dari sikap hati yang mau menghargai atau menghormati perbedaan yang ada, jika didalam hati setiap individu atau kelompok masyarakat tidak adanya sikap hati yang menghargai dan menghormati perbedaan maka mustahil-lah tercipta sikap yang Pluralisme, Toleransi dan Faham akan Bhineka Tunggal ika, justru malahan permusuhanlah yang akan terjadi entah antar kelompok, antar individu atu yang lainnya.

e.     Karena doktrin sebuah agama atau mabok agama.

Doktrin ajaran agama adalah hal yang paling dominan munculnya rasa intoleran terhadap agama lain, mengapa saya katakan demikian? Indonesia memiliki 6 Agama yang berbeda, sedangkan agama yang paling banyak penganutnya adalah Islam, dari doktrin-doktrin yang diajarkan agama dominan ini terkadang digunakan sebagai alat politik oleh masyarakat untuk menciptakan intoleran terhadap agama lain, walaupun memang tidak semua individu melakukan hal yang sama, namun kenyataan tidak bisa dipungkiri akibat dari Doktrin Agama yang radikal akan menciptakan hal demikian contohnya; pembakaran dan penutupan  gereja di aceh terjadi lebih dari 10 kali dalam 10 tahun terakhir, penutupan Gereja di bandung pada 2022 kemarin, penutupan ibadah di lampung pada 2023 kemarin, penutupan ibadah gereja di purwakarta oleh Bupati Purwakarta dengan alasan tidak ada ijin, pemberhentian pembangunan Vihara di sukabumi oleh pemda sukabumi dengan alasan tidak ada ijin renovasi dari warga dan masih banyak lagi hal diksriminasi yang terjadi terhadap kelompok agama lain. Maka dari itu Doktrin agama atau mabok agama menjadi faktor yang paling dominan terjadinya kasus intoleran diindonesia ini. Dari kasus diatas memang masih banyak individu masyarakat yang masih toleransi namun banyak juga yang sikapnya intoleran terhadap agama lain.

Kebanyakan masyarakat indonesia masih memandang agama sebagai sebuah tolok ukur yang paling penting dalam menjalani kehidupan didunia ini sehingga tidak memandang sebuah perbedaan-perbedaan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat lain, sehingga agama-lah yang menjadi pemicu terjadinya permasalahan-permasalahan yang disatukan oleh Bangsa Indonesia melalui Bhineka Tunggal Ika.

Contoh kasus yang saat ini ramai diperbincangkan karena sikap Intoleran yang dilakukan oleh sekelompok atau individu seseorang terhadap agama lain.

a)   Perusakan Lebel bantuan logistik di Cianjur dari sebuah Gereja ternama di bandung.

Viral di media sosial Facebook dan Instagram sebuah video yang memperliahatkan sekelompok warga mencopot label bantuan pada sebauh tenda pengungsian di Cianjur, dilansir dari detiknews.com pencopotan label bantuan gereja dicianjur tersebut dilakukan oleh ormas yakni ormas garis (Gerakan Revormis Islam) pada 22 November tahun 2022  lalu, akibat viralnya aksi intoleran tersebut akhirnya masyarakat indonesia khususnya Agama kristen mengecam keras tindakan tersebut dan meminta agar pemerintah dan aparat penegak hukum agar segera menyelsaikan perkara ini dan diberikan hukuman agar tidak terjadi lagi dikemudian hari, seperti yang sudah ditebak bahwa penyelsaian kejadian tersebut hanya sebatas permintamaafan dan pernyataan diatas materai dan selesai. Seharusnya tidandakan tersebut ditindak secara keras agar tidak dilakukan lagi aksi intoleran oleh ormas-ormas agama yang radikal.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-6428410/polisi-soal-label-gereja-di-tenda-bantuan-cianjur-dicopot-bukan-aksi-intoleran

b)   Penutupan Gereja HKBP dibandung pada 2022 silam.

Rabu(23/3/22) sekolompok masyarakat memasang spanduk yang bertuliskan "menolak penyelenggaraan ibadah di ruko Maris Square Kav. 39-41 di Majalaya Jl. R.E Martadinata bandung". "Hentikan rencana kebaktian ilegal HKBP di Ruko Maris Square! Atau kami akan bertindak" tulis salah satu spanduk yang terpasang di depan ruko milik HKBP Betania Rancaekek.  "Dari tulisan spanduk tersebut seolah-olah jika Gereja HKBP masih melakukan peribadahan di Ruko tersebut maka akan ada sesuatu yang terjadi,  lantaran tulisan di spanduk tersebut bertuliskan berupa Ancaman yang bertujuan untuk diskriminasi".

Aksi intoleran yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatanamakan warga menolak peribadahan Gereja HKBP di Ruko tersebut lantaran tidak ada ijin, padahal ijin pendirian gereja tersebut diurus namun tidk pernah keluar ijinnya. Harusnya pemerintah memberikan solusi terbaik agar tidak terjadi lagi hal seperti ini.

 

Sumber : https://www.aesennews.com/2022/03/penyegelan-gereja-dan-pelarangan.html

Dasar hukum terkait kebebasan beragama tertuang didalam UU 1945 Pasal 28E Ayat 1 dan 2 “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakn pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Dan pasal 29E ayat 2 Bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap warga negara indonesia untuk memeluk agamanya masing-masing serta untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya. Namun kebanyakan warga negara indonesia tidak memehami akan pasal-pasal ini justru malah mendiskriminasi agama orang lain.

 

2.  Apa gagasan yang bisa Anda sumbangkan untuk mengatasi persoalan intoleransi ini?

Untuk mengatasi persoalan intoleransi yang saat ini terjadi diindonesia yaknu diperlukannya sebuah pendidikan yang mampu mengajarkan tentang kesadaran nilai-nilai dari Pluralisme dan Toleransi kepada semua sektor pendidikan yang mana didalamnya dilibatkan melalui pendidikan karakter, pendidikan umum, pendidikan agama ataupun pendidikan pelatihan kepegawaian pemerintah. Selain itu diperlukan juga partisipasi yang aktif dari masyarakat dalam mempromosikan sebuah jalan perdamaian dan toleransi misalnya kegiatan sosial bersama, dialog antar pemuka agama, pertukaran pelajar keagamaan, kerjasama dalam bidang pemahaman ilmu agama, hal tersebut saya rasa akan mengurangi atau meminimalisir bentuk intoleran yang terjadi karena mampu meningkatkan pemahaman-pemahaman terkait perbedaan yang ada diindonesia terkhususnya sebuah agama.

 

Secara menyeluruh upaya untuk mengatasi sebuah sikap yang intoleran yakni membutuhkan sebuah kolaborasi dan partisipasi aktif dari berbagai sektor baik pemerintahan, swasta, masyarakat, organisasi, media masa dan lain sebagainya untuk membangun sikap toleransi antar umat beragama, hal ini tidak dapat dikerjakan oleh seorang diri namun harus dikerjakan oleh setiap kita dengan menjadi pelopor sikap toleransi.

 

Sikap yang harus diambil setiap individu agar menciptakan toleransi dan meminimalisir sikap intoleran maka perlu mencegahnya dengan beberapa hal di bawah ini diantaranya:

a.    A. Kesadaran bersama untuk hidup dalam satu wadah yakni Indonesia.

b.   B.  Memahami perbedaan bukan sebuah permasalahan tetapi sebagai bentuk keunikan.

c.  C.   Memiliki sikap untuk tidak memaksakan kehendak diri sendiri,

d.   D.  Berlaku adil terhadap orang lain dan jangan membeda-bedakan.

e.    E. Pupuk diri sendiri dengan rasa ingin bersatu.

f.    F.  Menanaman cinta kasih terhadap seksama tanpa memandang perbedaan.

g.  G.  Memahami nilai-nilai pluralimse, toleransi, dan Bhineka Tunggal Ika.

 

Rangkuman:

Mayor dan Minor dalam sebuah musik merupakan satu kesatuan yang memiliki tangga nada yang berbeda namun karena perbedaan tersebut akhirnya menghasilkan sebuah seni yang mampu dinikmati oleh setiap individu yang mendengarnya. Begitupun dengan sebuah perbedaan baik agama, adat istiadat, budaya dan lain sebagainya, jangan jadikan sebuah perbedaan adalah sebagai hambatan atau sebuah masalah tapi jadikanlah sebuah perbedaan sebagai nilai luhur yang perlu di kembangkan sebagai dasar pembentukan negara indonesia melalui Bhineka Tunggal Ika yakni “Berbeda-beda tapi bersatu”.

 

 

Referensi :

1.    MKDU4111. Modul 4. Hal. 4.1, 4.2, 4.6, 4.7.

2.    https://news.detik.com/berita/d-6428930/duduk-perkara-label-gereja-di-tenda-bantuan-cianjur-dicopot

3.    https://news.detik.com/berita/d-6428410/polisi-soal-label-gereja-di-tenda-bantuan-cianjur-dicopot-bukan-aksi-intoleran

4.    https://www.aesennews.com/2022/03/penyegelan-gereja-dan-pelarangan.html

5.    https://pengajar.co.id/toleransi-adalah/

6.    https://www.gramedia.com/literasi/pluralisme/

 

 

 

 

Komentar

Tampilkan

  • Menurut pendapat Anda, mengapa perilaku intoleransi ini bisa terjadi? Lalu, apa gagasan yang bisa Anda sumbangkan untuk mengatasi persoalan intoleransi ini?
  • 0

Terkini

layang

.

social bar

social bar

Topik Populer

Iklan

Close x