Dalam peserta lomba tilawah, ada sosok Noor Aly yang dengan penuh semangat mendukung penyelenggaraan MTQ oleh Korpri Kota Probolinggo. Baginya, lomba keagamaan adalah hal yang perlu didukung sepenuh hati. Dia berpendapat, "Lomba-lomba keagamaan seperti ini harus kita support, jangan takut duluan tapi urusan keagamaan harus dinomor satukan." Noor Aly juga tak ketinggalan berpartisipasi dalam lomba adzan dan lomba tartil Al-Qur’an.
Lomba tilawah kali ini dinilai berdasarkan tiga kriteria penting: tajwid, kefasihan membaca (fashohah), dan keindahan suara. Penilaian ini dijelaskan oleh salah satu juri dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Probolinggo, yaitu Samsul Huda. Dia menjelaskan, "Yang dinilai adalah tajwidnya, kemudian fashahah dan berikutnya adalah suara dan lagu, ya tiga bidang itu." Terangnya
Di sisi lain, dalam cabang lomba MIQ, seluruh peserta terlihat serius menggarap karya tulis mereka menggunakan laptop. Mereka memiliki waktu 8 jam untuk menghasilkan satu makalah ilmiah yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan topik yang telah mereka pilih. Koordinator juri lomba MIQ, KH. Abdul Hanan, menjelaskan, "Dalam 8 jam akan menghasilkan karya ilmiah yang sudah pantas dibaca masyarakat, ingin membahas apa yang sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang dia pilih, itu saja." Ujarnya
Semua ini sesuai dengan tema MTQ Korpri Tahun 2023, yaitu "Dengan MTQ Korpri Kita Wujudkan Anggota Korpri Milenial yang Berpikir Cerdas dan Berakhlakul Karimah Menuju Kota Probolinggo yang Hebat dan Handal." Salah satu peserta dari perangkat daerah Bappeda, Suharyono, akan mengangkat topik ASN Berakhlak. Dia menyatakan, "Mungkin korelasi dengan tema besarnya akhlakul karimah jadi harapannya ingin mengangkat tema tentang Akhlak ASN yang berakhlakul Al-Qur’an untuk mewujudkan ASN yang berakhlak sesuai value yang disampaikan oleh pusat." ujar Suharyono memperkirakan selesai dalam waktu 4 jam.
(SB)
