AESENNEWS.COM, PANDEGLANG – Aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPPI) Kabupaten Pandeglang, Panji Nugraha, menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN). Dukungan tersebut diberikan khusus kepada SPPG atau dapur penyedia makanan yang selama ini dinilai kooperatif dan konsisten menjalankan program sesuai ketentuan serta standar yang telah ditetapkan.
Panji menegaskan bahwa dukungan GPPI bukan bersifat membabi buta, melainkan bersandar pada komitmen, kedisiplinan, dan kepatuhan SPPG terhadap standar BGN, terutama menyangkut kualitas menu, kehigienisan, dan kelayakan item satuan makanan yang disajikan kepada penerima manfaat.
“GPPI mendukung penuh program MBG dan SPPG yang bekerja dengan baik, jujur, dan profesional. Namun perlu kami tegaskan, tidak ada dukungan untuk SPPG yang nakal, asal-asalan, atau tidak kooperatif dalam menjalankan standar BGN,” tegas Panji dalam keterangannya.
Menurut Panji, hasil pengamatan beberapa bulan terakhir di Kabupaten Pandeglang menunjukkan bahwa secara umum dapur-dapur SPPG berjalan cukup baik dan tidak banyak persoalan serius yang muncul ke permukaan. Meski demikian, ia mengakui sempat ada satu-dua kasus yang mencuat dan menjadi sorotan publik, namun hal tersebut masih dapat dievaluasi dan diperbaiki.
“Alhamdulillah, sejauh ini secara keseluruhan pelaksanaan MBG di Pandeglang relatif kondusif. Ada dinamika di lapangan, tapi masih dalam batas wajar dan bisa dievaluasi,” ujarnya.
Namun belakangan, Panji mengaku menerima sejumlah informasi baru yang mengarah pada dugaan menu MBG yang kurang efektif serta berpotensi tidak memenuhi standar kehigienisan, khususnya pada item satuan makanan. Kondisi ini, menurutnya, tidak boleh dianggap sepele karena menyangkut kesehatan, gizi, dan kepercayaan publik terhadap program nasional.
Panji pun mengingatkan seluruh SPPG dan mitra BGN di Kabupaten Pandeglang agar tetap fokus menjalankan operasional sesuai regulasi dan standar yang berlaku, serta tidak tergoda menjalankan program hanya demi kepentingan bisnis semata.
“Kami khawatir jika ada SPPG yang bekerja asal-asalan, itu justru akan mencoreng citra seluruh SPPG lainnya yang sudah bekerja dengan baik dan benar. Kalau memang tidak siap menjalankan standar, lebih baik mundur atau berhenti menjadi SPPG,” ujarnya dengan nada tegas.
Ia juga menyoroti keterlibatan pengusaha atau yayasan dari luar daerah Pandeglang agar tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan, melainkan turut menjaga marwah dan nama baik Pandeglang melalui keberhasilan program MBG sebagai program strategis nasional.
“Program ini bukan sekadar proyek. Ini menyangkut marwah daerah, kesehatan generasi, dan amanah negara. Jangan sampai Pandeglang tercoreng hanya karena segelintir pihak yang tidak bertanggung jawab,” pungkas Panji.
Panji Nugraha juga menambahkan bahwa dalam pelaksanaan Program MBG BGN terdapat berbagai unsur penting yang saling terintegrasi, mulai dari SPPG atau mitra penyedia, KSPPG sebagai Kepala SPPG, tenaga ahli gizi, hingga unsur pendukung lainnya. Seluruh elemen tersebut, menurutnya, memiliki tugas dan fungsi yang berbeda namun saling berkaitan, sehingga dituntut untuk menjaga kekooperatifan, kekompakan, serta profesionalitas dalam setiap tahapan pelaksanaan program.
“Program MBG ini tidak berdiri pada satu pihak saja. Ada mitra SPPG, Kepala SPPG, ahli gizi, pengelola dapur, hingga mitra pendukung lainnya. Semua harus bekerja sesuai tupoksi masing-masing dan saling menguatkan. Jika satu unsur abai, maka kualitas pelayanan secara keseluruhan akan terdampak,” ujar Panji.
GPPI Pandeglang menyatakan akan terus melakukan pengawasan sosial dan mendorong evaluasi berkelanjutan agar Program MBG benar-benar berjalan optimal, tepat sasaran, dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat.
Reporter : Ruri AS
