AESENNEWS.COM, Bali - Setelah sepuluh tahun berpisah, dua sahabat lama kembali dipertemukan dalam suasana penuh haru dan syukur. Fajar Krisman Moarota Gea, kini dikenal sebagai seorang gembala jemaat dan pendeta di Gereja Kristen Kebangunan Kalam Allah (GKKA) Jemaat Singaraja Buleleng Bali, bertemu kembali dengan sahabat masa mudanya, Asep Supriana Nugraha, yang saat ini dikenal sebagai seorang konsultan hukum.
Pertemuan bersejarah itu terjadi pada Sabtu, 1 November 2025, di Kabupaten Buleleng, Bali. Keduanya berbagi kisah perjalanan hidup yang begitu berbeda arah, namun sama-sama dipenuhi makna dan perjuangan.
Fajar bercerita tentang perjalanan imannya sebagai seorang pelayan Tuhan yang melewati banyak proses dari masa pencarian, pergumulan, hingga akhirnya dipercaya menggembalakan umat. Sementara Asep mengisahkan jalan panjangnya dalam dunia hukum, di mana panggilan keadilan dan pengabdian menjadi bagian dari bentuk pelayanan kepada sesama manusia.
Meski menempuh jalan yang berbeda  satu di altar gereja, satu di ruang sidang keduanya sepakat bahwa pelayanan tidak selalu dibatasi oleh mimbar atau profesi, melainkan diwujudkan melalui kesetiaan, integritas, dan ketulusan hati di mana pun Tuhan menempatkan seseorang.
Pertemuan ini menjadi momentum refleksi dan penguatan iman bagi keduanya. Dalam obrolan hangat di bawah langit Bali, Fajar dan Asep sama-sama menyadari bahwa setiap perjalanan hidup memiliki peran dan makna yang ditulis oleh Sang Pencipta dengan cara yang indah dan unik.
 “Pelayanan bukan hanya berbicara soal gereja, tapi juga tentang menghadirkan kasih Tuhan dalam setiap bidang kehidupan,” ujar Pdt. Fajar dengan senyum penuh makna.
 “Dan hukum, bagi saya, adalah alat untuk menegakkan keadilan yang juga merupakan bentuk pelayanan kepada manusia,” timpal Asep dengan nada reflektif.
Dua sahabat berbeda profesi itu kini kembali dipersatukan oleh satu semangat — melayani Tuhan melalui jalan hidup masing-masing. Sebuah kisah persahabatan yang menginspirasi, bahwa meski berbeda jalan, tujuan mereka tetap satu: menjadi berkat bagi sesama.
Red.


