AESENNEWS.COM, Tangerang, Xposberita -- Potensi keuntungan besar dari bisnis penjualan obat obatan seperti halnya penjualan obat Tramadol Heximer, kerap menggiurkan oknum pelaku usaha, bukan tanpa sebab, kian hari kian marak pertumbuhan penjual obat obatan keras ini hingga merayap ke perkampungan membuat ke khawatiran memuncak pada orang tua dan masyarakat.
Contohnya saja, di Kampung Sukabakti, Desa Lembang Sari Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, bermodus toko Kosmetik ini diketahui menjual bebas obat obatan Tramadol, Heximer, pasalnya, dari hasil pengecekan di lokasi, sejumlah anak remaja, pemuda secara hilir mudik untuk membeli obat obatan.
Saat dikonfirmasi, seorang pemuda penjaga kosmetik tersebut langsung menyodorkan uang Rp 10.000, namun tegas ditolak , dan penjaga tidak diketahui namanya itu menyebut, terus mau beli Tramadol ya, tanya Pemuda itu kepada Wartawan. Sabtu (8/10/22). Malam.
Tak berselang lama, seorang wanita dan Lelaki Tua datang, saat ditanya, oleh wanita muda bernama YN, itu sempat mengelak bahwa tidak menjual obat obatan, namun para remaja terus berdatangan terlihat membeli obat, dikatakan saat didesak" Ya ada obat gila, kata YN.
Kemudian, Lelaki tua yang mengaku bernama H.M**Y**N*, tersebut, berkata, bahwa Toko nya sudah melakukan koordinasi ke Seseorang, " Ya ini punya ****, lalu disambut wanita Muda dengan mengatakan punya Iwantoro," katanya.
Hal tersebut pun diperkuat atas keterangan warga sekitar, bahwa toko tersebut hanya bermodus kan kosmetik, namun menjual obat obatan pada warga remaja kampung. " Ia pak, itu banyak ke situ anak muda bahkan remaja remaja kampung kesitu, katanya pada beli obat obatan gitu," ujar Narasumber media ini.
Terpisah, AJP, aktivis yang berkutat mengawasi peredaran Narkoba saat diminta memberikan tanggapannya, mengatakan. " Sangat miris memang jika demikian, Masuknya peredaran serta penjualan obat obatan keras hingga ke perkampungan ini perlu keseriusan dari berbagai pihak, baik APH, Dinas berwenang, seperti Dinkes, BPOM, dan dibutuhkan nya peran masyarakat, tokoh agama dan karang taruna, bila sudah terindikasi melanggar hukum, tangkap oknum pelaku usahanya," tegas AJP. (Red)
