AESENNEWS.COM, Oktober 2025 – Lapang Tegalega merupakan salah satu ruang terbuka hijau terbesar dan paling bersejarah di Kota Bandung. Terletak di Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, kawasan ini menjadi pusat aktivitas warga untuk olahraga, rekreasi, hingga kegiatan sosial.
Berlokasi strategis di antara Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Moh. Toha, dan Jalan Lingkar Selatan, Lapang Tegalega dilengkapi berbagai fasilitas publik.
 Pengunjung dapat menikmati jalur jogging, area senam, taman bermain anak, lapang sepakbola dan voli, serta kolam renang Tegalega di sisi barat. Untuk masuk ke area kolam renang, pengunjung dikenakan biaya sekitar Rp 5.000, sementara sebagian area lainnya dikenakan biaya Rp 1.000, meski belum jelas apakah resmi atau tidak. Area ini juga memiliki taman hijau, jalur pedestrian, dan kantin atau pedagang kaki lima di beberapa titik. Aktivitas di Lapang Tegalega berlangsung setiap hari kecuali Senin.
Di tengah kawasan berdiri megah Monumen Bandung Lautan Api, yang menjadi simbol perjuangan rakyat Bandung dalam peristiwa heroik tahun 1946 ketika mereka membumihanguskan kotanya agar tidak direbut kembali oleh pasukan Sekutu. Sekitar monumen kini ditata menjadi taman yang rindang dengan area bersantai bagi pengunjung.
🌿 Ramai di Pagi Hari, Sepi di Malam Hari
 Setiap pagi, terutama saat akhir pekan, Lapang Tegalega dipadati warga yang berolahraga, bersepeda, bermain sepakbola atau voli, dan berbelanja di pasar-pasar kecil yang tersebar di area. Beragam komunitas juga rutin mengadakan kegiatan senam massal, seperti Ling Tien Kung dan senam lainnya, serta berbagai olahraga tradisional.
Namun, pada malam hari sebagian area masih kurang penerangan dan relatif sepi, sehingga warga diimbau berhati-hati saat beraktivitas di waktu tersebut.
🕰️ Sejarah Panjang Tegalega dan Kunjungan Pemimpin Dunia
 Nama “Tegalega” berasal dari kata tegal (tanah lapang) dan lega (luas). Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini dikenal sebagai lapangan pacuan kuda dan tempat upacara besar. Setelah kemerdekaan, area tersebut difungsikan sebagai ruang publik untuk kegiatan olahraga, parade, dan peringatan kenegaraan.
Pada tahun 2005, dalam rangka peringatan 50 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA), Lapang Tegalega sempat dikunjungi oleh para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika. Dalam kunjungan tersebut, mereka menanam berbagai jenis pohon sebagai simbol persahabatan dan perdamaian. Sebagai kenangan, dibuat pula tugu-tugu kecil dan prasasti di sekitar area taman sebelah barat, yang hingga kini masih menjadi saksi peristiwa bersejarah tersebut.
⚠️ Kondisi Perawatan dan Aktivitas Pedagang
" Sayangnya, perawatan Lapang Tegalega belum maksimal. Sampah-sampah sering tercecer di berbagai sudut, dan genangan air hujan tidak selalu tersalurkan dengan baik, membuat sebagian area menjadi kurang nyaman bagi pengunjung. Beberapa upaya pengelolaan sampah telah dilakukan: di bagian selatan lapangan terdapat tempat pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, namun di sisi timur laut terdapat Tempat Penampungan Sementara (TPS), yang kadang baunya menyengat.
Selain itu, di sisi timur dan barat lapangan terdapat lapak-lapak pedagang dan area parkir, sementara di dalam area jogging track juga banyak pedagang kaki lima yang berjualan. Aktivitas ini menyerupai pasar kecil, dan meski dulu pernah ada larangan berjualan di area olahraga, saat ini aturan tersebut tidak lagi diterapkan secara ketat. Aktivitas ini membuat kawasan tetap ramai, tapi juga menimbulkan tantangan tersendiri bagi kenyamanan pengunjung.
Meski begitu, Lapang Tegalega tetap menjadi ikon ruang hijau Kota Bandung dan saksi sejarah penting bagi masyarakat serta hubungan persahabatan internasional.
rgy (100.108/VII/23)
