-->

popunder

no-style

kenyataan kondisi ideal ini masih menghadapi tantangan salah satunya dalam bentuk masih kuatnya anggapan bahwa putra daerahlah yang paling layak untuk dipilih sebagai kepala daerah. Menurut pendapat Anda, mengapa hal ini bisa terjadi?

AESENNEWS.COM
Tuesday, April 18, 2023, 9:56:00 PM WIB Last Updated 2023-06-13T04:57:25Z

Berdasarkan pertanyaan terkait masih kuatnya anggapan bahwa putra daerahlah yang paling layak untuk dipilih sebagai kepala daerah. Menurut pendapat Anda, mengapa hal ini bisa terjadi? Ijinkan saya menjawab.

Indonesia merupakan negara kesatuan dimana negara indonesia dibangun di atas dasar persatuan dan kesatuan warga negara dengan satu tujuan, tekad untuk terbentuknya negara kesatuan republik indonesia. Kita ketahui juga indonesia adalah negara demokratis dimana kebebasan bersuara, memilih, mengemukakan pendapat bagi setiap individu di lindungi oleh hukum dan dijamin oleh negara.

Kemudian jika mengacu pada pertanyaan mengapa masih kuat anggapan mengenai bahwa putera daerah yang lebih layak untuk dipilih sebagai kepala daerah?. Pertanyaan ini sering kali muncul dan menjadi bahan perbincangan bahkan menjadi bahan bakar saat mendekati pemilu agar mendapat banyak suara dengan menjual identitas sebagai putera daerah. Untuk menjawab pertanyaan ini saya akan menjawab dalam 2 persepsi yaitu terkait setuju dengan anggapan putera daerah yang lebih layak dipilih sebagai kepala daerah dan tidak setuju dengan anggapan putera daerah yang lebih layak dipilih sebagai kepala daerah.

1. Anggapan Mengapa harus memilih putera daerah sebagai kepala daerah. Anggapan bahwa dengan memilih putera asli daerah sebagai kepala daerah dalam perspektif masyarakat akan berpikir bahwa jika kepala daerah adalah putera daerah maka akan memahami masyarakat secara spesifik mengetahui kebutuhan, kepentingan, lingkungan dan situasi di daerah tersebut. Sehingga dalam setiap putusan dan kebijakannya akan mementingkan daerahnya karena akan timbul rasa dan kecenderungan untuk membangun daerahnya. Terkait dengan alasan mengapa harus putera daerah yang menjadi kepala daerah sebagai berikut: 

  • a) Latar belakang seseorang akan menentukan putusan politiknya, anggapan ini mengacu pada geopolitik dimana tindakan politik dipengaruhi oleh letak dan kondisi geografis sebagai wilayah hidup. Sebagai contoh; jika seseorang terpilih menjadi kepala daerah dalam putusan politiknya atau kebijakannya akan memprioritaskan terlebih dahulu daerah asalnya dibandingkan dengan daerah lainnya karena suara yang didapat didominasi dari daerah tersebut. Sehingga akan ada rasa untuk membangun dan rasa balas budi karena bisa mendapatkan jabatan karena dukungan daerah tersebut dan medapatkan tanggung jawab untuk memajukan daerah tersebut.
  • b) Kompetensi putera daerah dianggap lebih mampu memimpin kepala daerah, hal ini juga yang menjadi acuan atau tolak ukur seseorang dalam memilih kepala daerah dengan anggapan ini bahwa putera daerah lebih dainggap layak karena sudah memahami seluk beluk daerah yang dipimpinya.
  • c) Lebih memahami kondisi daerahnya, anggapan ini yang kerap kali menjadi patokan dalam memilih putera daerah karena dianggap lebih memahami terkait dengan kondisi daerahnya dibandingnkan dengan orang luar daerah.
  • d) Adanya sistem kekeluargaan, diamana anggapan ini sering kali juga menjadi alasan dalam memilih putera daerah dimana jika ada sahabat, keluarga yang mencalonkan sebagai kepala daerah pasti akan didukung dibandingkan dengan orang luar.
  • e) Adanya keinginan memiliki pemimpin dari daerah asal mereka, sehingga terwakili karena berasal dari daerah mereka dan rasa kebanggaan bagi sebagian kalangan. Anggapan-anggapan diatas bisa menjadi landasan atau alasan kuat mengapa pentingnya memilih putera daerah untuk menjadi kepala daerah yang dianggap mampu memimpin dan mewakili masyarakat.

2. Anggapan Mengapa tidak harus memilih putera daerah sebagai kepala daerah. Jika mengacu pada demokrasi yang bersih harusnya anggapan putera daerah lebih layak atau suku, ras, agama tertentu lebih layak menjadi pemimpin tidak ada karena semua orang bisa dan layak menjadi pemimpin dan tidak ditentukan dari faktor ras, suku, agamanya tapi dari pengetahuannya, pemahamannya, dan dalam melaksanakan tugas dan amanat rakyat bisa dijalankan. Berikut ini alasan yang bisa saya kemukakan :

  • a) Loyalitas, integritas, kapabilitas seorang pemimpin tidak ditentukan oleh suku, ras, golongan, agama, atau putera daerah. Memang dalam hal daya tarik setiap calon pemimpin kepala daerah yang berasal dari daerah tersebut akan muncul ungkapan pilih pemimpin dari putera daerah, yang pada faktanya belum tentu putera daerah tersebut bisa memimpin dengan baik.
  • b) Anggapan harus memilih putera daerah memicu fanatisme ras, suku, agama (primordialisme) dengan anggapan ini setidaknya akan memberikan dampak buruk pada persatuan bangsa indonesia karena mengutamakan golongan tertentu dalam memilih pemimpin.
  • c) Melihat track record calon pemimpin daerah bukan dari identitas pribadinya seperti ras, suku, agama atau putera daerah atau bukan karena identitas pribadi seorang pemimpin daerah tidak menentukan daya pikir, kapabilitas dalam memimpin.
  • d) Jika yang menjadi pemimpin bukan putera daerah tidak akan mementingkan daerah asalnya dalam setiap kebijakan yang diambil dalam artian tidak akan memajukan daerah asalnya saja tetapi akan keseluruhan. Sebagai contoh dalam cakupan kepala daerah provinsi jika yang menjadi pemimpin adalah bukan putera daerah dalam kebijakannya pasti akan mementingkan pemerataan bukan memajukan daerah asalnya saja. Kemudian jika mengatakan apakah saya setuju dengan dengan memilih putera daerah sebagai pemimpin atau bukan putera daerah. Mengacu pada kepentingan persatuan dimana politik harusnya mengatur bagaimana menyatukan bangsa, menyatukan keberagaman ras,suku, dan agama, dan yang utama mensejahterakan rakyatnya. Pemimpin yang memiliki kepedulian terhadap rakyatnya tidak akan berpikir untuk memajukan terlebih dahulu daerah asalnya tetapi menilai mana yang perlu dan harus dimajukan dahulu untuk pemerataan sosial dan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Karena memang pada dasarnya ras, suku, agama harus dihilangkan dalam politik karena akan merusak persatuan di negara indonesia, kita ketahui juga kerap kali menjelang tahun politik ada seruan; Pemimpin harus agama A, Pemimpin harus berasal dari daerah A, Pemimpin harus ras A, Pemimpin harus Suku A Hal ini juga yang merusak persatuan dan demokrasi di negara kita karena anggapan tersebut yang sebenarnya tidak menentukan kepemimpinan seseorang, sehingga perlunya pemikiran yang terbuka dan lebih cerdas dalam hal menentukan pilihan sehingga tidak ada politik identitas yang hanya berpatokan pada asal daerah pemimpin, agama, suku, ras dan lain sebagainya akan tetapi pada integritas, loyalitas, kapabilitas, dan berpihak pada rakyat sehingga sejalan dengan tujuan adanya politik adalah mensejahterakan rakyat karena setiap orang memiliki hak politik untuk memilih dan dipilih.

 

Kesimpulan :

Memang pada dasarnya tidak ada salahnya dalam hal memilih serorang putera daerah menjadi pemimpin kepala daerah agar lebih memahami seluk beluk daerahnya, namun kembali lagi hal terpenting dalam memilih atau menilai seseorang tidak bisa hanya dari ras, suku, agama saja. Kepemimpinan seseorang dinilai dari cara kerjanya, integritas, loyalitas, kapabilitas dan kepedulian terhadap rakyat mengutamakan kesejahteraan rakyat. Dimana sikap ini tidak hanya dimiliki ras, suku, agama tertentu sehingga pentingnya berpikir cermat agar tidak ada politik identitas dalam pemilihan pemimpin.

 

Komentar

Tampilkan

  • kenyataan kondisi ideal ini masih menghadapi tantangan salah satunya dalam bentuk masih kuatnya anggapan bahwa putra daerahlah yang paling layak untuk dipilih sebagai kepala daerah. Menurut pendapat Anda, mengapa hal ini bisa terjadi?
  • 0

Terkini

layang

.

Topik Populer

Iklan

Close x