AESENNEWS.COM, PROBOLINGGO - Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 dengan menggelar berbagai kegiatan kreatif yang bertema mangrove pada Jumat (7/6) sore. Acara ini dilangsungkan di Beejay Bakau Resort, yang merupakan lokasi wisata konservasi mangrove. Kegiatan ini diberi tajuk *Festival Mangrove* dan dihadiri oleh Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis, jajaran Forkopimda, serta mitra lingkungan hidup.
Festival diawali dengan peragaan busana daur ulang oleh siswa-siswi dari SD Sukabumi 2 dan SD Mangunharjo 6. Mereka tampil dengan busana yang dibuat dari bahan limbah seperti plastik kemasan, kertas koran, dan karung goni, yang diolah menjadi kostum artistik, unik, dan menarik.
Tak hanya itu, acara juga menampilkan berbagai produk berbahan alami dari pegiat lingkungan kota. Di antaranya, ada kompos, baglog jamur, batik ecoprint, keripik pisang mangrove, sari buah mangrove, brownies mangrove, produk maggot kering untuk pakan ternak, serta kerajinan kriya dari Bank Sampah. Setiap stan pameran mendapatkan perhatian dari Pj Wali Kota Nurkholis, yang didampingi oleh Sekda drg. Ninik Ira Wibawati dan Kepala DLH Retno Wandansari.
Puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 digelar dalam apel bersama yang dipimpin oleh Nurkholis di Pelataran Kuda Cipta Wilaha BJBR. Dalam sambutannya, Nurkholis menjelaskan bahwa mangrove dipilih sebagai tema festival karena tanaman pesisir ini memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai penahan hempasan ombak pantai. "Mangrove ini sangat penting karena selain berfungsi menahan ombak, juga sangat bagus dalam menghasilkan oksigen," ujarnya.
Melalui festival ini, Pemkot Probolinggo ingin menunjukkan komitmen dalam pelestarian tanaman mangrove di wilayah Jawa Timur, yang memiliki hutan mangrove terluas di Pulau Jawa. “Di Jawa Timur ini penanaman mangrove terluas di Pulau Jawa, hampir 50 persen tanaman mangrove itu ada di Jawa Timur. Saat ini, sekitar 25 ribu hektar sudah tertanam, dan masih ada sekitar 20 ribu hektar lagi yang perlu upaya konservasi lebih lanjut,” jelas Nurkholis.
Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, festival ini juga diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan melestarikan ekosistem mangrove.
(SB)