AESENNEWS.COM, BANDUNG - Klarifikasi oleh awak media Aesennews.com kepada Pitri yang ditemui di ruang kerjanya tentang Candra, pria paruh baya pengidap glukoma. Benar sekali bahwa saya pernah datang langsung kepada Pak Candra di rumahnya empat bulan yang lalu. Adapun maksudnya adalah untuk memberitahukan kepada Pak Candra bahwa dirinya merupakan salah seorang yang diajukan untuk mendapatkan tongkat sensor dan pelatihan, "aku Pitriwarga asli Andir dan bernama lengkap Pitri Aprilia (34) (Senin, 04/11/2024).
Kemudian Ketua Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) Desa Pakutandang ini pun menjelaskan bahwa untuk Candra mendapatkan tongkat sensor dan pelatihan, maka pihaknya hanya bisa sebatas melakukan pengajuan kepada pemerintah.
"Yang bisa kami lakukan hanyalah mengajukan setelah sebelumnya diadakan survei di lapangan, sedangkan keputusan pasti atau tidaknya Pak Candra menerima tongkat sensor dan pelatihan tersebut adalah sepenuhnya hak prerogatif dan wewenang pemerintah dengan tentunya mengikuti regulasi yang ada, "ujarnya.
Lebih lanjut menurut Pitri bahwa survei di lapangan dimaksudkan sebagai uji kelayakan. Jika untuk mendapatkan tongkat sensor, maka sisi ekonomi dan keadaan rumah warga penyandang disabilitas menjadi penilaian lalu dia juga harus melewati tahapan-tahapan berikutnya, yakni: musyawarah desa (musdes), musyawarah ranting kecamatan (musren), dan musyawarah tingkat kabupaten, sedangkan untuk bisa mengikuti pelatihan, maka warga yang bersangkutan harus memenuhi beberapa persyaratan berupa foto kopi KK, foto kopi KTP, difoto dalam posisi berdiri, dan difoto rumah, kamar depan, ruang tengah, dan kamar mandi. Sesudah itu baru diajukan oleh pihak Puskesos ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
"Apabila keadaan rumahnya gedung permanen, maka dipastikan warga pengidap tunanetra tersebut tidak akan mendapatkan tongkat sensor. Kemudian tentang persyaratan untuk pelatihan, Pak Candra sudah melengkapi semuanya dan sudah diajukan tahun 2024 ini tinggal sekarang menunggu realisasinya nanti pada tahun 2025. Dan harus diingat pula oleh Pak Candra misalnya, jika hari H untuk pelatihan sudah jelas, maka sebelumnya pihak kami akan berkunjung ke rumah Pak Candra untuk mengetahui secara jelas, apakah dia mampu atau tidak mengikuti pelatihan itu, "ungkap wanita yang sudah menjabat sebagai Ketua Puskesos sejak tahun 2017 ini.
Sebagai informasi selanjutnya bahwa pelaksanaan pelatihan membutuhkan sekian jumlah peserta dan begitu selesai pelatihan maka setiap pesertanya apalagi pengidap tunanetra lebih diutamakan untuk langsung ditempatkan di pabrik-pabrik.
Sementara itu di tempat terpisah, Candra mengatakan bahwa kegunaan tongkat sensor adalah membantu si penggunanya untuk bisa mendeteksi ada apa di depan dalam jarak setengah atau satu meter setiap kali dia berjalan sendiri tanpa harus dituntun orang lain. (David)