AESENNEWS.COM, Mandalawangi –PANDEGLANG, Seorang orang tua siswa SMP Negeri 1 Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, menyampaikan kekecewaan atas keputusan pihak sekolah yang tidak mengizinkan anaknya, Loka Manik Mayasari, untuk melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut, dan malah diminta untuk pindah ke sekolah lain.Senin (14-07-2025)
Menurut sang ayah, Bani, permintaan agar Loka pindah disampaikan secara lisan karena alasan banyaknya ketidakhadiran pada semester 1. Namun menurutnya, absensi tersebut terjadi karena kondisi keluarga yang tidak mendukung, bukan karena kelalaian siswa.
"Waktu itu istri saya baru melahirkan, kondisinya belum pulih dan tidak bisa mengantar anak ke sekolah. Sementara dari rumah kami ke sekolah sangat jarang angkutan umum. Pagi hari hanya ada satu angkot, itupun sering penuh, jadi banyak anak-anak yang tidak kebagian. Kami bukan lalai, tapi memang kondisi kami saat itu sulit. Saya juga bekerja jauh dan tidak bisa selalu mengantar," jelas Bani.
Ia menambahkan bahwa Loka tetap berkomunikasi dengan wali kelas melalui grup sekolah untuk meminta izin jika tidak bisa hadir. Namun, pada saat pembagian rapor tanggal 13Julk 2025, meski sang ibu sudah memohon langsung ke sekolah agar Loka diberi kesempatan, pihak sekolah tetap menyarankan agar Loka pindah ke SMP Negeri 2 Mandalawangi.
"Kami sudah minta baik-baik agar anak kami tetap bisa sekolah di sana. Bahkan saya sendiri pada 13 Juni 2025 sudah datang ke rumah kepala sekolah, menyatakan siap membuat surat pernyataan. Jika di kemudian hari terjadi lagi, saya siap menerima jika anak saya dipindahkan. Tapi mereka tetap menolak, tanpa ada surat resmi atau pembinaan tertulis sebelumnya," lanjutnya.
Hingga saat ini, pihak sekolah belum pernah memberikan surat peringatan atau pembinaan kepada siswa, maupun surat resmi terkait pemindahan. Bani menilai, tindakan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan dan keadilan sosial.
"Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, tapi saya keberatan. Sekolah seharusnya membina, bukan membuang. Anak kami bukan anak nakal. Kami hanya orang tua yang sedang dalam kesulitan, bukan pengabaian," tambahnya dengan nada haru.
Bani berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang bisa segera turun tangan dan meninjau ulang kebijakan yang dinilainya tidak manusiawi tersebut. Ia juga mempertimbangkan untuk membuat pengaduan resmi jika permasalahan ini tidak segera ditindaklanjuti.
"Kami hanya minta kesempatan. Saya yakin anak kami bisa memperbaiki diri kalau diberi ruang. Jangan sampai pendidikan justru menutup pintu karena alasan yang bisa dibina," tutupnya.
Dengan naik nya hal ini dalam pemberitaan awak media belum mendapatkan hak jawab nya dan masih menggali klarifikasi untuk dipublikan kembali di pemberitaan kelanjutan nya.
Reporter : Ruri AS