-->

Iklan

Iklan
Iklan

no-style

Perkembangan teknologi sebagai bentuk aplikasi positif, dan manusia bisa meninggalkn fase teologi dan metafisik dalam arti lain keagamaan

AESENNEWS.COM
Friday, April 28, 2023, 10:38:00 PM WIB Last Updated 2023-04-28T15:38:02Z

AESENNEWS.COM - Teori Positivisme (Auguste Comte)Isidore Auguste Marie Francois Xavier merupakan filsafat yang lahir pada tahun (1798-1856) di Prancis, Auguste Comte merupakan pendiri aliran filsafat fositivisme yang memeperkenalkan teori hukum yaitu (law of three stages). Dalam teori ajarannya menjelaskan mengenai sejarah umat manusia, secara perorangan atau keseluruhan, telah berkembang melalui tiga proses hukum yait tahap teologi atau fiktif, tahap metafisik, dan tahap positif atau ilmiah atau secra real nyata. Yang dimaksud tahap positif di dalam teorinya adalah segala sesuatu yang bentuknya nyata, ada, jelas dan bemanfaat dan berlawanan dengan unsur negatif.

 

Auguste Comte sendiri memperkenalkan alirannya dengan nama pandangan filsafat positivisme yang secara gambaran besar aliran ini dapat diartikan sebgai berikut:

a)      Timbulnya rasa ketidak puasan terhadap latar belakang manusia yang bersifat naturalistik dan deterministik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

b)      Sebagai respon terhadap keyakinan mengenai kemajuan atau progres pada abad ke-19.

c)      Timbulnya respon terhadap pemahaman tentang progres perkembangaan yang sudah menjadi mitos dan mencakup segalanya.

Aliran positivisme bisa diartikan sebagai aliran yang mengutamakan indera untuk memperoleh pemahaman atau pengetahuan dan di sertai dengan alat bantu sehingga memperkuat teorinya dengan cara percobaan atau experimen dengan kata lain comte lebih mengedepankan pengamatan melalui indera dan kemudia diperjelas dengan bantuan teknologi yang ada melalui percobaan.

 

Aguste Comte menjelaskan bahwa fikiran manusia dibagi menjadi tiga fase dimana yang pertama adalah teologik, metaphisik, dan positif. Aliran teologik sendiri memandang bahwa pada dasarnya segala sesuatu hidup dengan kemauan dan kehidupan seperti dirinya sendiri, teologik sendiri di bagi menjadi 3 tahap antara lain:

a)      Animism, fetishisme – yang mengartikan bahwa setiap benda mempunyai kemauan sendiri.

b)      Polytheisme – memandang Tuhan atau Dewa bisa menampilkan dirinya dalam sebuah objek berdasarkan kemauannya.

c)      Monotheisme – menjelaskan bahwa Tuhan hanya satu dan mempu menampilkan keamauannya pada ragam objek.

 

2.      Perkembangan teknologi  dan Teologik, Metafisik (Agama)

Manusia pada dasarnya memiliki pengetahuan akal yang dalam proses peradaban semakin berkembang ke arah yang lebih baik untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan manusia melalui beberapa proses diantaranya :

a)   Adanya revolusi agraria atau pertanian- yang membuat peradaban manusia lebih baik dan tidak perlu berburu yang bisa membahayakan nyawanya dan kebutuhan untuk pangan dapat terpenuhi. Revolusi ini menandai adanya suatu peradaban manusia.

b) Adanya Hukum dan pemerintah- adanya hukum dan pemerintah menjadi pengatur dari peradaban manusia yang semakin berkembang dan bertambah banyak sehingga di perlukan aturan dan peran manusia adalah membuat pemerintahan dan hukum agar menciptakan rasa aman.

c) Adanya revolusi Industri 1.0- dengan ditemukannya mesin uap ini menjadi revolusi peradaban manusia untuk lebih maju dan berkembang dalam sektor industri. Dan manusia menjadi peran penting adanya revolusi in yang membuat perubahan peradaban manusia.

d) Revolusi 2.0- yang merupakan revolusi adanya listrik, efisiensi mesin dan revolusi, sehingga revolusi ini lagi-lagi membuat peradaban manusia berubah dan berkembang lebih maju berkat peran manusia dalam ilmu pengetahuan.

e) Revolusi 3.0- dengan ditemukkannya komputer dan perangkat lain, menjadikan peradaban manusia lebih maju lagi dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang semua berkat dari peran manusia sebagai faktor yang mengakibatkan perubahan peradaban manusia.

f) Revolusi 4.0- yang ditandai dengan ditemukannya internet, dan kecerdasan buatan yang saat ini kita rasakan dan nikmati semua ini tidak lepas dari peran manusia dalam menciptakan peradaban itu sendiri demi kemajuan suatu peradaban manusia.

Pencarian kebahagiaan manusia belum selesai dengan ditemukannya berbagai ilmu dan teknologi yang ada dimasa sekarang, yang pada dasarnya kebutuhan manusia tentang hidupnya sudah mulai terpenuhi di masa sekarang yaitu dalam segi

·         Fisiologi, dimana kebutuhan manusia untuk bertahan hidup sudah terpenuhi lewat teknologi pangan yang mempermudah produksi makanan secara masal.

·          Rasa aman, dimana manusia sudah mendapatkan rasa aman dan jauh dari ancaman kematian baik dari perang dan segi kesehatan dengan adanya teknologi terbarukan dari segi kesehatan, dan perlindungan keamanan dari negara terhadap rakyatnya.

·         Sosial, dimana hal ini sudah terpenuhi meski belum secara menyeluruh manusia bisa berinteraksi dengan manusia lain, baik melalui teknoloogi smartphone yang ada dimasa sekarang.

·         Penghargaan, pencapaian manusia dalam berbagai sektor perlu adanya penghargaan dari manusia lain sebagai pengakuan diri dan hal ini juga nampaknya sudah dirasakan dan mulai terpenuhi oleh manusia dimana pada masa sekarang orang yang memiliki disiplin ilmu yang berguna bagi orng lan akan dihargai dengan beberapa aspek.

·         Aktualitas, manusia pada dasarnya tidak akan merasa puas terhadap apa yang dia ciptakan sehingga dimasa sekarang pengaktualitasan diri manusia sudah di fasilitasi oleh pemerintah atau teknologi yang ada.

Sehingga dalam hal ini kebutuhan manusia sudah terpenuhi meskipun belum secara menyeluruh dan masih terjadi ketimpangan di berbagai sektor, dengan adanya teknologi manusia makin dipermudah dalam berbagai sektor kehidupan. Sehingga teori positivisme yang dikemukakan oleh Aguste Comte Pada awal abad ke-19 yang mengumumkan optimismenya tentang masa depan manusia. Katanya, suatu saat nanti, manusia akan masuk pada fase ”positif”, yaitu fase ketika segala peristiwa dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan. teori Aguste Comte ini pada masa sekarang bisa dibilang terjadi pasalnya berkat teknologi dan ilmu pengetahuan segala sesuatu dapat dijelaskan secara ilmiah dan experimen yang nyata dan logis, dengan perkembangan yang sangat pesat di masa sekarang beberapa kalangan filsafat menegaskan bahwa segala sesuatu harus bisa dijelaskan secara nyata lewat teknologi ilmu pengethuan yang memadai pada masa sekarang. Dimana jika mengacu pada teori Aguste Comte manusia pada masa sekarang sudah masuk ke masa perlihan pase positif yang dimana manusia di permudah dengan segala kecanggihan yang ada untuk mempermudah hidup manusia sehingga manusia tidak perlu upaya yang cukup keras untuk memperoleh sesuatu dan dengan teknologi yang pesat dan mendukung untuk penelitian dan experimen untuk memperjelas bahwa segala sesuatu dapat di buktikan dengan teknologi.

Namun hal ini tdak mendasari manusia untuk meninggalkan fase teologik dan metafisik yang dalam arti lain adalah kepercayaan terhadap Agama atau keyakinan yang bersifat tidak bisa dijelaskan atau berwujud melalui teknologi yang ada pada masa sekarang. Jika melihat pada perkembangan masyarakat di indonesia perkembangan teknologi yang tidak terlalu berpengaruh pada keyakinan terhadap suatu hal yang bersifat suprarasional atau keyakinan terhadap Tuhan. Dalam hal ini perkembanagan teknologi yang ada tidak bertentangan dengan agama dan kepercayaan namun bisa saling menguntungkan satu sama lain. Dengan perkembangan teknologi yang pesat tidak serta merta dari segi teologik atau agama hilang hal ini dikarenakan agama juga berkembang dengan teknologi yang ada pada masa sekarang dan sehingga tidak berpatokan pada budaya kuno yang sudah tidak relevan lagi pada masa sekarang.

Ketika manusia sudah mencapai kebahagiaan dan keinginan dalam hidupnya yang disediakan oleh teknologi manusia akan mengalami rasa dimana:

·         Manusia akan mengalami kekosongan batin dimana manusia menggangap segala sesuatu tentang kebutuhan fisik dirinya sudah disediakan oleh teknologi, namun dalam segi jiwa atau rohani merasakan kekosongan dan tidak terpenuhi oleh teknologi yang ada.

·         Manusia tidak akan merasakan perjuangan dalam memperoleh sesuatu, dimana teknologi yang ada pada masa sekarang sudah memfasilitasi segala bentuk kebutuhan manusia sehingga proses pencapaian sesuatu akan mudah dengan bantuan teknologi akan tetpi manusia tidak akan merasakan betapa berharganya suatu proses dalam pencapaian sesuatu dengan kemampuannya sendiri.

·         Manusia tidak akan mengandalkan keyakinan spritualnya dan merasa tidak memerlukan faktor x atau Tuhan dalam kehidupannya, sehingga hal ini akan menimbulkan sifat angkuh dalam diri manusia yang pada dasarnya manusia perlu pijakan atau dasar pegangan terhadap suatu entitas yang lebih besar dari dirinya.

Sehingga dalam hal ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bertentangan dengan agama atau keyakinan manusia, pemkembangan yang sudah di fase positif tidak relevan di masa sekarang pasalnya kelompok-kelompok dan ahli agama berjalan beriringan dengan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga teknologi tidak menjadikan kepercayaan terhadap agama hilang. Pada masa sekarang kita dihadapkan pada kenyataan yang distraktif dimana penggunaan teknologi untuk peguatan spritual memiliki banyak persoalan tersendiri, hal ini dilihat dari beberapa kelompok yang menentang teknologi untuk bisa berbaur dengan agama dan ada juga yang menerapkan teknologi dalam agama atau beribadah. Namun yang menjadi dasar dan fokus kita adalah keyakinan atau spritual tidak akan hilang dan mati oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal mendasar dikarenakan manusia akan selalu mencari kepuasan, ketenangan, jiwa atau batin (rohani) dirinya sendiri yang tidak bisa diberikan oleh teknologi dan hanya bisa di rasakan dan di dapatkan oleh dirinya hanya dari Tuhan, ataupun Entitas yang lebih besar dari dirinya.

 

Contoh kasus penerapan teknologi dalam beribadah atau Agama :

a)      Dilansir dari sumber antaranews.com “Katedral Fasilitasi Umat Beribadah Misa Natal 2021 Secara Daring”. Pengurus katedral jakarta memfasilitasi umat untuk bisa beribadah misa natal secara daring pada 24-25 Desember 2021 hal ini dikarenakan adanya pembatasan sosial guna mencegah penyebaran virus covid-19 di lingkungan gereja. Umat gereja diarahkan menggunakan smartphone untuk proses ibadah daring melalui laman website dan chanel Youtube greja katedral jakarta.

b)      Dilansir dari kemenag.go.id “Kementrian Agama Luncurkan Aplikaasi Al-Quran Digital”.  Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Balitbang dan Diklat, Kementerian Agama, akan meluncurkan aplikasi Al-Quran digital, dengan sebutan Quran Kemenag, pada 30 Agustus 2016. Peluncuran Quran Kemenag tersebut bertepatan dengan diselenggarakan Seminar Internasional Al-Quran, sekaligus memperingati 1450 tahun turunnya Al-Quran, kata Plt. Kepala Bidang Pengkajian Al-Quran Balitbang Kemenag, Mukhlis M. Hanafi di Jakarta.

c)      Dengan adanya beberapa tokoh Agama yang menggunakan teknologi sosial media, baik Youtube, Facebook, Instagram dalam rangka penyebaran agama, ceramah, khotbah, dan lain sebagainya untuk menjangkau kalangan tanpa batasan waktu dan tempat.

 

Kesimpulan :

Teknologi dan ilmu pengetahuan tidak akan ada habisnya manusia akan selalu berusaha menyempurnakan apa yang di inginkan dengan kemampuannya baik dalam teknologi kesehatan, sosial, industri dan lain seagainya. Namun pada dasarnya teknologi dan teologik atau kegamaan tidak bertentangan dan justru dengan adanya teknologi penyampaian mengenai agama akan mudah tersampaikan melalui teknologi sosial media yang berkembang pada masa sekarang. Manusia di harapkan mampu mengembangkan pengetahuannya, teknologi demi kesejahteraan peradaban manusia dan tidak mengurangi rasa spiritualitas terhadapa ke Tuhanan yang diyakini.


 

 


Komentar

Tampilkan

  • Perkembangan teknologi sebagai bentuk aplikasi positif, dan manusia bisa meninggalkn fase teologi dan metafisik dalam arti lain keagamaan
  • 0

Terkini

layang

.

social bar

social bar

Topik Populer

Iklan

Close x